Di Antara Butir-Butir Permen adalah judul salah satu kisah dalam buku ‘Dengan Pujian, Bukan Kemarahan‘ yang kusukai. Kejadiannya saat rapat kecil perkumpulan wali murid seusai acara. Seorang anak meminta kepada ibunya (ketua wali murid) sisa permen dari acara itu, tetapi sang ibu tidak memberikan. Beberapa kali, si anak bolak balik di sela-sela rapat mengulang permintaannya, tetapi ibunya tetap menolak.
Sebenarnya permen itu bisa saja diberikan oleh ibu yang lain supaya si anak berhenti mengganggu jalannya rapat, tetapi hal itu tidak melakukan karena mereka menghargai dan menghormati aturan si ibu kepada anaknya. Sebuah kekompakan yang sangat membantu orangtua menerapkan konsistensi dan kedisiplinan aturan.
Secara naluriah, manusia memiliki kecenderungan untuk mencari jalan termudah untuk memenuhi keinginan, termasuk anak-anak. Tapi, tidak semua keinginan kudu dipenuhi kan? Ada aturan-aturan yang membatasi supaya keinginan tidak berujung pada keburukan. Pola pikir anak-anak tidak sepanjang dan sedalam orangtua, sehingga seringkali mereka merasa segala keinginannya kudu-wajib ditunaikan.
Salah satu cara orangtua mengerem keinginan anak adalah dengan menerapkan aturan yang bertujuan mengajarkan pada anak untuk mengontrol diri. Misalkan, pengaturan jadwal bermain game. Sayangnya, terkadang ada pihak yang tidak sabar menghadapi rengekan anak, padahal memang bukan jadwalnya.
“Udah kasih aja, biar gak nangis terus,” komentar yang bisa jadi muncul dari pihak lain. Masalahnya, jika aturan dilanggar karena ada pihak yang tidak konsisten atau menghambat maka itu akan dianggap celah bagi si anak. Celah inilah yang dapat menyebabkan tujuan mendidik dari orangtua sulit tercapai.
Perlu kekompakan dalam keluarga untuk menjalankannya, bahkan ketika salah satu orangtua, ayah atau ibu, tidak berada di rumah, aturan tersebut tetap dijalankan, mengingat tujuannya penting untuk anak. Maka, ketika melihat salah satu saudara atau teman kita memiliki aturan/prinsip mendidik anak, sudah selayaknya kita menghormati dan berusaha tidak melanggar aturan tersebut. Kekonsistenan ini juga yang akan mengajarkan kepada anak untuk menghormati orangtuanya dan kelak tidak membuat mereka mencari-cari celah untuk melanggar aturan yang lebih luas.