ChanelMuslim.com – Dulu aku mengira bahwa menulis itu hanya sekedar menulis. Ya, menumpahkan pikiran pada sebuah tulisan. Yang penting apa yang dipikirkan bisa tersampaikan. Hanya perlu menggunakan bahasa yang baik, penulisan yang benar dan bisa dipahami banyak orang.
Dulu aku mengira bahwa menulis di sosial media hanyalah sebagai ajang membangun personal branding, supaya orderan semakin mengular.
Dulu yang aku tau, menulis hanyalah salah satu cara supaya ngartis dan eksis.
Tapi semuanya hanya sekedar teori dari seorang Aku yang masih butuh banyak belajar tentang berbagai ilmu. Hingga teori kesoktahuanku terpatahkan tadi malam, saat simak materi di grup channelmuslim.com.
Ternyata selama ini aku yang menganggap bahwa menulis hanyalah sebuah aktivitas menyalurkan kebawelan wanita yang setiap harinya harus mengeluarkan 20.000 kata, adalah sebuah kesalahan. Bahwa sebenarnya, menulis juga merupakan ajang dakwah. Bahkan para ulama salaf pun belum menganggap dirinya sebagai ulama sebelum mampu melahirkan karya tulisan yang fenomenal.
Ah, itu kan ulama. Apa kabar dengan diriku yang hanya emak-emak?
Padahal jaman now ini teknologi sangat memudahkan siapapun yang ingin belajar. Kenapa masih juga menutup diri? Sepertinya kudu tajdidunniyah lagi. Harus ada beberapa niat yang diperbaharui karena ternyata semangat belum juga full kembali. Padahal kan ini Ramadhan. Waktu yang tepat untuk perbaikan diri dan hati.
Aku masih sangat amaze, ternyata manfaat yang didapatkan dari menulis itu banyak sekali. Bahkan jika dikaitkan dengan aqidah dan syariat Islam. Hingga Al-Qur’an pun sampai pada kita, umat nabi Muhammad, juga berbentuk tulisan. Lalu kenapa masih ada alasan untuk malas menulis? Semoga alasan itu bukan celah awal agar diri ini menyiakan satu kesempatan untuk berdakwah.
Akupun baru tahu semalam, bahwa kata Jibril pada nabi Muhammad dengan, “Iqra'” bukanlah semata-mata menyuruh Nabi untuk membaca. Meskipun awalnya Nabi menjawab, “Aku tidak bisa membaca”. Ternyata sebagian ulama menafsirkan bahwa yang dimaksud membaca merupakan membaca fenomena alam, lingkungan sekitar dan segala sesuatu yang baru. Huwallahu a’lam bisshowab.
Tapi akhirnya kutarik kesimpulan, bahwa pendapat diatas berkaitan dengan pelajaran Tarbiyah yang diajarkan oleh guruku semasa di pondok dulu. Bahwa, “Apa yang kita dengar, kita lihat dan kita rasakan, adalah pelajaran”. Jadi memang benar, jika meluaskan wawasan untuk menulis dengan membaca, itu tidak hanya membaca buku dari halaman pertama hingga akhir, melainkan membaca segala hal baru yang belum kita ketahui.
Sehingga kita menjadi tahu dan bisa menuliskan hal baru sesuai dengan oponi kita. Yang bisa bermanfaat untuk orang lain. Maksud kita tersampaikan, orang lain bisa menerima dan saat kita memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain, artinya kita sudah membantu orang itu. Dan insyaallah, Allah juga memudahkan urusan kita karena kita sudah menolong orang lain.
Menulis memang mudah. Ya, hanya sekedar merubah media lisan menjadi tulisan. Tapi ternyata ada yang berbeda di sini. Meski lisan kita mengajak pada kebaikan, kadang ada kesalahpahaman. Karena bisa jadi ada kesan sombong ataupun menggurui menurut orang lain. Maka lain halnya jika diubah menjadi media tulisan.
Jika diubah menjadi tulisan, kadang ajakan kebaikan pun terlihat samar. Di sini aku mix antara tulisan dengan Covert Selling yang kupelajari sebagai seorang LTCS. Dan lagi-lagi kusadari, bahwa membaca memang bukan diartikan dengan ‘lughawiyyan‘ saja yaitu dengan membaca buku. Tapi degan membaca banyak hal tentang apapun di dunia ini yang belum kita tahu.
Sampai di sini aku semakin mengerti, bahwa menulis bukan ajang untuk dapat banyak like dan komen supaya makin ngartis. Tapi kwalitas dari tulisan itulah yang akan menjadikan kita sebagai “real artist”. Yang karyanya bisa diwariskan dan bisa bermanfaat sebagai amal jariyah, meski sang penulis telah berpulang ke alam Barzakh.
Masih malas menulis kah hari ini? Jika iya, coba hitung berapa amal jariyah yang sudah kita siapkan saat ditinggal mati.
Ushiyya nafsi wa iyyakum.
- Kesan Pertamaku untuk Writing Challenge Ramadan 2021 - May 12, 2021
- Ada Doa di Balik ‘Taqabbalallahu Minna wa Minkum’ - May 11, 2021
- Doa untuk Kekasih Surgaku - May 10, 2021