ChanelMuslim.com – Sebenarnya, aku sudah beberapa kali mengikuti challenge menulis di beberapa grup WhatsApp dengan tema tertentu. Tapi mengikuti challenge menulis selama 30 hari seperti di oase.chanelmuslim.com ini merupakan kali pertamaku. Sebab postingan challenge yang biasanya diunggah di sosial media, harus diunggah secara online di situs khusus atau di sebuah blog.
Yang jelas, mengikuti challenge selama sebulan di sini sangat seru sekali. Harapanku, semoga nanti saat ada challenge lagi, pihak panitia bisa memberikan informasi pada alumninya. Jadi kami bisa terus mengasah bakat menulis dan menemukan teman baru untuk saling berbagi pengalaman.
Tapi menurutku sangat disayangkan, ketika challenge ini berlangsung, aktivitas di grup hanya sekedar informasi untuk tema di hari berikutnya. Tanpa ada percakapan antara peserta satu dan lainnya. Kalaupun ada, itu hanya sekedar sepatah dua patah pertanyaan saja.
Mungkin sebaiknya ada waktu diskusi khusus untuk saling bertukar informasi ataupun hal lain yang berkaitan dengan menulis. Seperti tips and tricks misalnya, agar sesama peserta juga bisa mendapat ‘insights’ baru atau ide yang berbeda untuk dituangkan dalam karya tulisannya.
Untuk penyetoran tugas, sebaiknya diberikan waktu yang pasti. Misalnya, terakhir posting untuk challenge hari ini di jam 24.00. Jadi peserta merasa termotivasi untuk segera mengerjakan tugas menulis di hari itu karena merasa ada deadline yang harus dikejar dan dikerjakan sebelum waktunya.
Dan untuk peserta yang terlambat menyetorkan tugasnya tanpa alasan yang jelas, seharusnya ada konsekuensi. Misalnya, postingan yang dia buat untuk sementara waktu akan ditangguhkan selama 24 jam. Atau mungkin otomatis terdiskualifikasi dari peserta challenge setelah 3x tidak menyetorkan tulisan sesuai tema dan harinya.
Sehingga bisa melatih kedisiplinan peserta dan sedikit meringankan beban panitia dari tertumpuknya materi yang belum diperiksa. Karena menurut saya, disiplin adalah sesuatu yang wajib kita latih. Dan harapannya, setelah mengikuti challenge selama satu bulan ini, bisa menumbuhkan rasa kedisiplinan dalam diri menjadi lebih kuat.
Selain itu, batas waktu penyetoran tugas dan sanksi juga bisa menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi setiap peserta challenge. Sehingga tidak akan ada unsur meremehkan, meski kita mengikuti challenge ini secara cuma-cuma atau gratis. Dan melatih kedisiplinan serta tanggung jawab bagi ibu rumah tangga yang kegiatan utamanya bukan penulis seperti aku ini, sangat butuh banyak latihan dan bukan hanya sekedar teori.
Jadi besar sekali harapanku, dengan mengikuti challenge seperti ini bisa lebih meningkatkan rasa kedisiplinan dan tanggung jawab itu. Karena setelahnya, akan timbul rasa percaya diri sebab sudah semakin bisa mengelola waktu dengan baik (karena bisa menyetorkan tugas tepat waktu).
Akhirnya tidak menutup kemungkinan bahwa aku dan peserta lainnya akan punya banyak ‘insights’ atau topik baru yang bisa kami bagikan ke orang lain. Dengan harapan yang tidak lain adalah, supaya insights itu bermanfaat dan bisa menjadi amal jariyah kami semua. Hal ini berkaitan dengan apa yang disampaikan oleh Pak Nuh di awal pertemuan saat challenge berlangsung, yaitu tentang peninggalan para ulama yang berbentuk buku.
Menurutku, saat kita belum mampu menuliskan sebuah buku, maka kita cukup menulis sesuatu yang bermanfaat. Karena tujuan daripada buku dan tulisan itu sama. Yaitu untuk membagikan edukasi, pengalaman atau pengetahuan kepada banyak orang, sehingga orang lain bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari tulisan tersebut. Selama sama-sama bermanfaat, insya Allah tujuannya sama. Yaitu supaya menjadi amal jariyah dan terus mengalirkan pahala untuk sang penulis meski telah tiada.
Awal saat challenge akan dimulai juga sangat mengesankan sekali. Karena kupikir saat masuk ke grup ini, akan ada beban untuk menulis sesuatu yang berbobot dan tersusun dari kalimat yang berat. Tapi ternyata tidak. Justru peserta pada challenge ini dibebaskan untuk menulis tentang hal apapun, selama isi tulisan sesuai dengan keyword yang diberikan.
Menurutku ini adalah hal yang unik. Karena kita bisa belajar dari awal tentang menulis dan mengarang. Yang jelas, bisa mengurangi beban psikologis seorang perempuan, yang harus mengeluarkan dua puluh ribu kata perhari.
Jadi saat ada challenge ini, aku merasa sangat terbantu. Sebab sebagian dari dua puluh ribu kata perhariku, bisa kutumpahkan dalam tulisan pada challenge hari itu. Sehingga aku merasa lebih lega menjalani hari-hariku.
Karena aku merasa ada teman yang selalu mendengarkan ceritaku dan ada wadah untukku menumpahkan semua emosiku saat itu. Terutama saat bulan Ramadan, memang mengukir banyak sekali kisah haru dalam hidupku. Dan dengan adanya challenge ini, bisa membantu diriku untuk lebih menerima keadaanku saat ini.
Bahwa segala hal yang mungkin menyedihkan, bisa menjadi kisah yang layak untuk dikenang. Dan tidak semua kisah menyedihkan, harus selalu berakhir menyedihkan pula. Dari challenge ini justu aku banyak belajar untuk bersyukur, karena Allah memberiku banyak kekuatan. Sehingga aku tetap bisa bertahan dengan kedua anakku, meski banyak kisah pahit yang harus kami lalui sejak empat tahun lalu.
Terima kasih, oase.chanelmuslim.com. Dengan mengikuti challenge dan menulis setiap hari, rasanya aku semakin lega dan semakin siap untuk menyambut kebahagiaan di depan sana.
Karena menulis bukanlah cara untuk melupakan kesedihan, tapi cara agar diri ini bisa menerima apapun takdir yang Allah berikan. Semakin kita menerima, maka semakin banyak pula syukur yang akan kita ucap. Dan semakin banyak pula nikmat yang Allah berikan secara berlipat.
30 Ramadan, 12 Mei 2021.
- Kesan Pertamaku untuk Writing Challenge Ramadan 2021 - May 12, 2021
- Ada Doa di Balik ‘Taqabbalallahu Minna wa Minkum’ - May 11, 2021
- Doa untuk Kekasih Surgaku - May 10, 2021