Oleh: Henny Chrisnawati
ChanelMuslim.com – “Maka disebabkan kasih sayang dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu”. (QS.Ali Imran: 159)
Indonesia sebagai bangsa timur mewarisi kelembutan budaya yang menakjubkan. Hanya saja, ujian sejarah berupa krisis multidimensi telah mencabik-cabik kepribadian yang berharga. Tiba-tiba, kita menjadi bangsa yang menghadapi setiap masalah dengan luapan amarah.
Sebagai contoh, hanya gara-gara uang recehan, nyawa bisa melayang. Perbedaan pendapat tidak bisa lagi diterima dengan lapang dada, yang keluar malahan caci maki dan perilaku kekerasan. Rasa saling curiga membuat kinerja otak jadi macet setelah emosi lekas meledak. Ruangan musyawarah malah menjadi ajang pengadilan jalanan. Usai sholat jamaah kita bersalam ukhuwah, malamnya di tempat kerja kita berpacu dalam aroma nafsu persaingan.. .???
“Kamu senantiasa akan melihat pengkhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah dan biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”(QS. Al Maidah: 13)
Dari Sabang sampai Merauke, berjajar penderitaan. Sambung menyambung menjadi satu itulah elegi yang mencengkeram bumi pertiwi. Padahal, mayoritas penduduk negeri ini mengusung identitas muslim, agama yang kaya kasih sayang. Lantas kemanakah lenyapnya pribadi marhamah yang dipuja sejarah!!
Ibnu Khaldun menyatakan al-insan madayyun bi al-thab’iy, secara tabiatnya manusia adalah makhluk berperadaban yang berjiwa sosial. Dengan sendirinya, manusia jelas saling membutuhkan satu sama lain. Dan, sikap kasih sayang merupakan salah satu bentuk dari kecerdasan sosial.
Allah telah menurunkan kehalusan rasa di hati manusia. Sebuas apapun orang, ia tetap punya getar-getar nurani. Cuma kepekaan tersebut menjadi keropos disebabkan kurangnya kepedulian. Egoisme sempit serta ketamakan nafsu mencederai putihnya hati. Maka merugilah mereka yang kehilangan anugerah kasih sayang.
Dalam hadistnya, secara tegas Rasul saw. menyatakan, “Ada dua jenis manusia yang Allah tidak akan melihatnya di hari kiamat, pertama, ialah orang yang memutuskan tali kasih sayang dan yang kedua adalah mereka yang jahat kepada tetangganya.“ (HR. Dailamy)
Kasih sayang mampu menyulap banyak keajaiban, merapatkan hati yang renggang, menyatukan jiwa yang terbelah, serta melembutkan kekasaran. Masyarakat berperadaban selalu memilih jalan kasih sayang apalagi terhadap saudara seiman. Tidak cukup menjalin kehangatan dengan Tuhan semata, sebab menjalin hubungan kasih sayang dengan makhluk-Nya juga bernilai ibadah. Wallahu’alam bishshawab.[ind]