Kelekatan (bonding) inilah yang membuat mereka semakin terikat kuat dan sulit untuk dipisahkan. Namun apabila pasangan suami istri membiasakan perilaku yang sebaliknya, akan membuat hubungan mereka justru semakin menjauh. Dari waktu ke waktu, mereka akan semakin terpisahkan oleh jarak.
Menurut John M. Gottman, ada empat perilaku interaksi yang potensial memisahkan jarak antara suami dan istri semakin jauh, yaitu: banyak mengkritik, banyak mencela, menyalahkan pasangan, dan membangun benteng.
Perilaku pertama adalah banyak mengkritik pasangan. Semua orang tentu memiliki harapan kepada pasangan, yang terkadang tidak bisa menjadi kenyataan. Kondisi yang tidak sesuai harapan ini biasa memunculkan banyak kritik terhadap pasangan, yang ditujukan kepada pribadi atau sifat tertentu.
Semakin sering pasangan dikritik, semakin tidak nyaman dirinya. Kritik terhadap pasangan akan semakin menjauhkan hubungan, semakin memisahkan jarak di antara mereka berdua.
Contoh kritikan, “Abang terlalu banyak waktu untuk tidur, jadinya kurang produktif.”
Perilaku kedua adalah banyak mencela pasangan. Apabila kritikan dirasa tidak mempan, biasanya meningkat menjadi banyak mencela. Suami atau istri mencela, mencibir, menghina, mengejek dan merendahkan pasangan.
Ini menjadi racun yang sangat mematikan dalam membangun kelekatan dengan pasangan. Banyak kritik terhadap pasangan saja bisa menjauhkan hubungan, apalagi ketika diteruskan dengan banyak mencela.
Contoh celaan, “Dasar pemalas, kerjanya cuma makan sama tidur.”
Perilaku ketiga adalah menyalahkan pasangan. Kritik dan celaan tidak menunjukkan hasil perubahan seperti yang diharapkan, maka mulai semakin berani dan sering bersikap menyalahkan pasangan.
“Ini semua salahmu,” atau “Semua gara-gara kamu.”
Sikap dan perilaku yang selalu menyalahkan pasangan, membuat suasana semakin runyam dan tidak nyaman. Hubungan mereka semakin menjauh, ada jarak yang bertambah lebar memisahkan mereka.
Contoh menyalahkan pasangan, “Keuangan keluarga kita masih berat. Ini semua gara-gara Abang tidak mau berusaha.”
Perilaku keempat adalah membangun benteng. Yang dimaksud adalah perilaku untuk menyatakan “Aku tidak seperti yang engkau kira,” atau “Aku tidak seperti itu,” atau “Terserah apa katamu, aku tidak begitu,” atau “Aku memang seperti ini dan tidak akan berubah.”
Seperti tembok atau benteng yang berdiri kaku, untuk menyatakan keakuan diri. Setelah banyak mengkritik, banyak mencela, banyak menyalahkan pasangan, ujungnya adalah membangun benteng untuk menunjukkan eksistensi diri di hadapan pasangan.
Empat perilaku ini akan menjadi racun, karena menjadi pemisah jarak antara suami dan istri. Semakin sering empat perilaku ini dijalankan dalam kehidupan, semakin panjang jarak yang terentang memisahkan suami dan istri.
Inilah yang menyeret pasangan suami istri masuk dalam kawasan bencana yang berbahaya.
Salam,
Cahyadi Takariawan
Sumber tulisan https://web.facebook.com/cahyadi.takariawan/posts/2454561758011501
- Hati-Hati dengan 3 Jalur Kemurtadan - January 31, 2022
- Mewariskan Ideologi Islam - January 29, 2022
- Sebuah Renungan; Guru Bukan Begal Motor - January 28, 2022